Sehabis hujan sore ini, aku kembali membaca ulang percakapan kita hasil ScreenShoot, saat aku dan kamu masih menjadi dua manusia yang bisa dibilang punya kecocokan juga kesamaan. Aku tertawa walaupun diam-diam hatiku teriris mengingat bahwa hal-hal manis ini tak mungkin terjadi lagi. Tak mungkin lagi aku berharap bahwa kamu akan berubah jadi pria yang dulu begitu kukenal, yang kehadiran selalu sulit kuduga, dan yang diam-diam membuat video lucu yang berhasil menggelitik kulit perutku; video yang kuplay dengan wajah sumringah. Kenyataan yang harus kuterima, kamu bukan lagi pria yang dulu sangat kupentingkan, kamu berubah jadi orang asing beralis tebal, berbulumata lentik, yang mungkin tak mau tahu lagi tentangcerita aku dan kamu,, ya karena aku dan kamu TIDAK pernah dan belum pernah menjadi kita.
Rasanya aku masih mengingat kepulan asap rokokmu ketika pertama kali kita berjumpa. Aku masih mengingat wajah lonjongmu, bulu matamu lentik dibulat dengan tatapan hangat, hidung yang mancung, bibir tipis melengkung sempurna yang aku biarkan terus berkata meskipun kadang aku tak memahami pikiranmu yang terlalu bebas. Aku masih ingat betapa suara beratmu merasuk masuk ke telingaku, melantunkan candaan kekonyolan yang tidak pernah kudengar sebelumnya.
Aku masih menyimpan memori ketika kamu memakai tudung kepala yang kamu pakai dimalam itu sambil berkata Dingin :) , rambut ikal yang saat itu tersorot lampu ditengah kota, dan banyak hal lain yang jika semakin kuingat, semakin membuat dadaku sesak. Aku tak sadar mengapa perkenalan yang tidak sengaja ini sukses membuatku berharap terlalu jauh pada sosok selengean dan konyol sepertimu. Bagiku kesempurnaanmu adalah beban sangat berat untuk gadis seusiaku. Aku hanya perempuan biasa, kuliah di jurusan yang sangat sederhana, prestasiku tak seberapa, hobiku hanya menulis dan bermimpi, hanya itu yang bisa aku lakukan. Kamu? Dan, kamu? Kamu adalah pria luar biasa, yang diceritakan begitu sempurna dalam video dan rangkaian peristiwa kisah didalamnnya..
Dan, ternyata kamu memang tak sejauh matahari, kamu bukanlah sebuah ilusi. Aku semakin dekat padamu, Aku tak pernah paham apa yang membuatmu kini menjauh, Aku tak tahu mengapa hubungan yang awalnya kukira hanya main-main ini ternyata menimbulkan cerita membekas yang luar biasa dalam bagiku. Terlalu cepat jika semua harus berakhir. Terlalu cepat jika aku harus kembali bersedih karena kehilangan kamu dan berhenti bercanda tawa denganmu walau hanya dilayar handphone hasil jentikan jarimu. Aku sedang di puncak nyaman sama kamu, sementara kamu mendorongku dari atas sana, membiarkanku terjerambab, terjatuh sendirian, dan kamu tertawa seakan tidak melakukan kesalahan. Ini terlalu cepat.
Perempuan yang selalu kamu sebut dengan tangguh ini masih ingin memperjuangkan dan mengusahakanmu, tapi mengapa 2minggulalu ada berita ditelingaku bilang bahwa kamu telah bersama yang lain? Mungkin, ini tidak akan pernah adil untukku, namun apa yang bisa aku tuntut? Kita tak punya status apapun, menangispun rasanya tak akan membuat kita kembali seperti dulu. Aku tidak membencimu. Aku cuma benci hari-hari tanpamu. Aku tidak akan pernah menyesal pernah mengenalmu. Aku hanya menyesal mengapa dulu saat kau tawarkan perkenalan, aku terlalu cepat untuk mengulurkan tangan?
tapi yang aku tahu dari kamu adalah; kamu laki-laki yang hebat yang begitu sangat paham memahami dan menghargai perasaan perempuan.. ketika aku tahu apa yang dilakukan kamu ketika sekontak dan ketika tidak sekontak dengan aku..
Ketahuilah tampan kamu Luar Biasa :")
Khaliem Januar