Sabtu, 20 Desember 2014

Bagaimana Rasanya jadi aku :')

Untuk Pengundang Tawaku... Di malam minggu sedingin ini, mungkin kamu sedang berpeluk dengan seseorang, sedang merasakan hangatnya kota, sedang menikmati suasana malam yang penerangannya begitu romantis, atau mungkin malah sedang bermain gitar sambil menertawakan dirimu sendiri. Malam ini, sambil mendengar lagu Melepasmu yang dilantunkan Erdian Aji Prihartanto, aku bermaksud mengantarkan perasaan rindu ini padamu, rindu yang tak kauketahui, rindu yang tak kaupahami, rindu yang tak kaugubris sama sekali. seperti biasa Hari ini pun, kamu tak menyapaku sama sekali. Aku berusaha mencari-cari alasan untuk menenangkan diriku sendiri. Pasti kamu sibuk, kamu sedang melakukan banyak hal, kamu sedang mengurus sesuatu yang membuatmu tak bisa terus menggenggam ponselmu.

Aku tak peduli, Sayang, hingga saat aku menulis ini; aku masih ingin menunggumu. Bodohkah aku? Tololkah aku? Iya, sejak kamu hadir mengguncangkan hari-hariku, aku tak lagi bisa bedakan mana kebenaran dan ketololan. Semuanya berkiblat ke arahmu, otakku dan hatiku. Semakin hari aku semakin sadar, aku sedang dalam keadaan sangat merindukan. Aku tak tahu apa arti semua ini, Sayang. Apa arti kedekatan kita? Apa arti kebersamaan kita? Apa arti komunikasi hangat kita yang terjalin selama beberapa hari lalu itu? Aku tak tahu dan tak ingin mencari tahu. Aku hanya tahu kamu tiba-tiba hadir, membawa perasaan berbeda dalam duniaku, dan kau menyelinap ke dalam hatiku; yang pernah aku kunci rapat-rapat untuk siapapun yang ingin singgah. Aku berharap kautak hanya singgah di sini, aku berharap kauakan tinggal dan menetap, serta berjanji tak akan pergi lagi.
Aku tak tahu apa arti semua ini. Aku tak tahu mengapa kauizinkan aku melangkah pelan, masuk ke dalam duniamu, dan kaubiarkan aku mengganggu aktivitasmu, kauizinkan aku bertanya banyak hal, kautak marah ketika aku mengganggu keseriusanmu. Aku tak kamu posisikan sebagai pengganggu, kaubuka tanganmu lebar-lebar, namun kautak mengajakku masuk ke dalam pelukmu. Aku tak tahu apa arti pesan singkat kita. Apa arti perlakuan hangat "Menggenggam, merangkul, mencium hangat keningku " di setiap akhir pertemuan kita. Aku tak tahu, namun aku masih ingin menjalani hari-hari ini bersamamu. Tak ingin semua berakhir dengan cepat. Aku ingin semua ini tetap ada dan terus ada, terutama kamu yang selama ini merasa sangat jauh dan semakin jauh. Aku sadar, Sayang, aku bukan siapa-siapa di matamu. Aku juga sadar, aku hanya gadis pemimpi yang mendambakan ksatria tangguh yang suatu saat akan membangunkanku dari tidur, namun kutahu sosok itu bukan kamu. Iya, bukan kamu, dan aku sangat terluka mengetahui kamu tak akan pernah jadi siapapun, serta aku tak akan pernah jadi siapa-siapamu. Jarak kita begitu jauh, jarak kasat mata yang tak terbaca indra, jarak yang hanya mampu dibaca oleh isyarat; di baca oleh hati kita masing-masing. 
Saat pada akhirnya aku bisa merasakan tatapanmu, mendengar jelas suaramu, menikmati suara serak cuek khasmu, memandangi kumis tipismu, menjamah rambut undercutmu; namun masih tak berani menyentuh sosokmu.  Bisakah kaubayangkan rasanya jadi aku? Saat aku sedang rindu-rindunya sama kamu. Kamu pulang dengan janji akan kembali, aku tak tahu kapan kaukembali dan ke mana kauakan kembali, karena diri ini bukan sosok siapa-siapamu, Aku tak mau berandai-andai, aku tak ingin berharap terlalu banyak, aku hanya ingin bertemu denganmu lagi, di sebuah tempat yang belum pernah kita singgahi, bukan di tempat saat aku harus membiarkanmu pergi.

Aku masih merasa mabuk, terbang, dan tak ingin pulang ke bumi. Aku ingin terbang bersamamu dan biarlah kita sama-sama jatuh ke bumi, dalam keadaan saling berpeluk, dalam keadaan berjanji tak akan saling meninggalkan. Aku menunggu saat-saat itu, saat kamu ke sini dan kita bertemu seperti pertama kali kita bertemu. Di saat itu, mungkin kita bisa saling merasakan yang disebut kehangatan ketika jemari kita bergenggaman, dan sumpah demi apapun, aku tidak akan membiarkanmu pergi, menjauh barang sejengkal pun. Aku sudah cukup sakit menahan rindu, menahan perih, menahan jarak; jangan lagi siksa aku dengan kepergian dan pengabaianmu [ LAGI ]. . Maukah kaupulang ke sini menghabiskan rindu yang selama ini menjadikanku gadis paling menyebalkan paling cerewet ? Maukah kaupulang dan berjanji tak akan pergi lagi? Maukah kaumemilihku sebagai tempatmu pulang? :')

Jumat, 19 Desember 2014

BY

Menggenggam, Bersandar, Merangkul, saling mendekap seperti tak mau dipisahkan oleh waktu.. nyatanya tiba-tiba lari menjauh itu Sakit Tuan :')
Akan tahu rasanya dibanting dan diterlantarkan itu ketika ditinggal menjauh tetapi tidak bisa mencegah untuk tidak mau ditinggalkan.. :') sakit memang  :)
Kalau emang sayang pasti bisa ngasih kepastian.
Kalo udah ditungguin tapi tak kunjung ada
kepastian, ya mungkin emang dianya gak ada rasa.. :)
Ketika kau sudah bahagia nanti, ingatlah aku
pernah memegang tanganmu erat dengan segala
debat yg hebat, untuk menolak sebuah kepergian...:')
Bukannya ingin menyerah, tapi keadaan dan fakta yang membuatku mundur. Jelas kamu menganggap kita teman. Jadi, apa lagi yg harus ku perjuangkan?

Kembalilah, Kamu tahu kan jalan untuk pulang? :')

Tanpa Kabar darimu Sekarang, aku harus membiarkan diri untuk bernapas tanpa perhatianmu. Aku mengawali hari, sambil menatap ponselku yang sepi tanpa kabarmu. Aku mencoba menerima kenyataan ini, sebagai gadis yang bukan siapa-siapamu, aku tak bisa menuntut banyak.
Aku hanya bisa mencintaimu dari sini dan jika rindu; yang kulakukan hanya satu.... membaca ulang pesan singkat kita. Pagi tadi, aku melawan panasnya udara di kota ini.. mulai masuk gerbang kampus memasuki kelas hingga mendengar candaan dari teman-teman dengan gaya rambut gondrong yg konyol badai sampai keluar gerbang kampus untuk pulang dan kembali bergelut dengan gulungan kabel kamera berserta cahaya efek dan sejenisnya.. Sambil tetap berharap kaumenyapaku barang sedetik saja, entah mengucap halo atau mengingatkan agar tidak telat makan, atau mungkin berkata rindu setelah beberapa hari kita tak bertemu dan komikasi kita yg mulai berantakan.
Abaikan itu semua, Sayang, kautahu sejak awal aku adalah wanita yang tahan banting disakiti berkali-kali jika sudah terlalu mencintai. Namun, semakin lama, semakin kusadari, mencintaimua dalah ketololan yang harusnya tak kulanjutkan. Aku harusnya tak perlu seberlebihan ini, tak perlu berharap terlalu banyak, tak perlu memimpikanmu agar memiliki perasaan yang sama. Tak perlu, Sayang, lupakan gadis tolol yang masih umur belasan ini, lupakanlah bahwa kita pernah berada dalam keadaan baik-baik saja,. Kamu akan membawaku pulang ke hatimu dan kita membuat banyak daftar mimpi baru untuk kita wujudkan bersama, namun aku salah, Sayang, kamu tidak sehebat itu. Kamu tak cukup hebat untuk kuperjuangkan mati-matian.
Sore tadi, sepulang mengurus skrip dan adegan yang menguras tenagaku, aku masih menatap ponsel berkali- kali, berharap itu kamu yang mungkin saja sama rindunya denganku. Sayang, kautahu aku ini gadis yang senang marah-marah tapi di dalam hati ini ada rindu yang ingin ikut meledak dalam amarah.  Tapi, aku tak tahu kapan saat itu datang, aku tak tahu harus bersabar berapa lama lagi. Aku tak tahu harus menunggumu sampai kapan lagi.
Jemari ini telah lelah mencoba menyentuh hatimu yang dingin. Kaki ini telah tak sanggup lagi melangkah karena enggan kaubawa lari jauh-jauh lagi, aku takut di persimpangan jalan sana, kauakan meninggalkanku, mengejar tujuanmu sendiri tanpa menyertakan aku dalam langkahmu.
Adakah kautahu, Sayang, gadis yang selalu menunggumu pulang ini tak akan secerewet ini jika sehari saja kaukabari dia, kausapa dia, kauberi sedikit cium meskipun cium itu masih berbentu emoticon dan tulisan. Aku sendiri kesepian, aku kehilangan senyumku, senyumku seakan-akan tergantung pada kehadiranmu. Kaujauh di sana entah sedang menyelamatkan mimpi siapa, mungkin di sana kaujuga lupa ada yang diam- diam mendoakanmu, melipat tangannya, menitikan air matanya, saat berkali-kali namamu tak absen dalam doanya. Sayang, tolong kembalikan senyumku.

Ya, pokoknya singkat kata, kamu pulang, ya. Cepet! Aku kangen kamu, kangen kita, kangen semua. Tolong, jangan pergi lagi... :')

Ketahuilah Tampan :')

Aku tak pernah berpikir bahwa kenyamanan ini akan berlanjut pada rasa takut kehilangan. Sementara kita, sedang dalam proses sama-sama mengobati luka lama, sama-sama trauma dalam cinta, dan sama-sama ingin fokus pada kuliah masing-masing. Aku tak tahu apakah kenyamanan tumbuh karena kebosananku pada rutinitasku selama ini atau memang sosokmu yang spesial itu sengaja dikirimkan Tuhan untukku? Dan kamu memeluk tubuhku seperti seorang kakak, mencium keningku seperti seorang ayah, mencium pipiku seperti seorang kekasih, berbisik di telingaku seperti seorang sahabat, menemaniku layaknya saudara; aku semakin terbiasa pada semua tindakanmu.

Aku tak ingin berharap terlalu jauh, tapi kedekatan kita tak bisa melarangku untuk tidak memiliki perasaan apapun padamu. Rasanya bohong satu juta persen kalau aku tidak mencintaimu dan tidak takut kehilangan kamu. Aku tahu kaupun tak akan mungkin percaya ada cinta di mata seorang perempuan, yang kaukenal bisa mudah jatuh cinta dengan banyak orang. Ingin kujelaskan semua bahwa penilaianmu itu salah, kamulah satu- satunya jawaban dari doa panjangku. Aku ingin membawamu berjalan lebih jauh lagi, tapi aku pun belum berhasil mengobati perih lukamu, sisa-sisa masa lalumu. Aku terus ingin memelukmu, agar tidak pernah kehilangan kamu dan tak akan lagi mencicipi luka ditinggal saat sedang cinta-cintanya.

Aku selalu ingin menahanmu pergi, ketika kauharus kembali bergelut dengan masalah kampus, di saat-saat itu juga kamu menghilang dan tanpa kabar. Aku selalu ingin agar waktu berhenti ketika kita bertemu, sehingga aku bisa lebih lama memandangimu, memelukmu, mengajakmu membicarakan candaan yang membuat kita semakin hangat. Harapanku begitu besar padamu dan aku yakin ini semua salahku karena berharap terlalu tinggi. Tapi, apakah berharap menjadi milikmu adalah keinginan yang terlalu tinggi? Kita sudah terlalu dekat, namun ada sekat tak terlihat yang memisahkan hati kita masing-masing, sekat yang bertuliskan "Jangan lanjutkan atau kamu terluka sendirian."

Trauma-trauma masa lalu yang masih aku dan kamu usahakan agar segera sembuh. Aku sudah menemukanmu dan tak ingin melepaskanmu, apalagi membiarkan wanita yang hidup di masa lalumu untuk kembali menyakitimu lagi. Sekarang, aku sedang ketakutan. Takut kamu berubah ketika aku sedang sangat merasa nyaman padamu. Aku takut kamu pergi ketika aku mulai meletakkanmu di sudut hatiku paling dalam. Ketakutan terbesarku adalah selama ini kamu hanya menganggapku temanmu dan ketika ada teman lain yang lebih baik; kamu akan pergi tanpa perasaan, seakan tak pernah ada apa-apa antara kita...

                                                                                                       Khaliem Januar

Pasangan Mata yang Terpejam mempesona disampingku :')

Pertemuan kita bukan suatu kebetulan. Aku selalu
percaya itu dan entah dengan keajaiban apa, Tuhan
menyebabkan kita saling berkenalan. Perkenalan itu tak
menimbulkan kesan apapun pada awalnya. Aku
menganggapmu pria biasa, yang ingin berkenalan,
berbagi cerita, berbagi apapun yang bisa dibagi. Kamu
tak pernah benar-benar tahu tentangku, seperti aku tak
benar-benar tahu tentangmu.

Kamu mengungkapkan kekagumanmu, aku pun juga
mengungkapkan kekagumanku. Langit Sore Majalengka
yang mendung sisa hujan kala itu menjadi saksi bahwa dua orang anak
manusia dipertemukan semesta untuk jatuh cinta. Aku
tak tahu hal ini dinamakan apa, kita berkenalan memang
belum terlalu lama, namun rasanya aku selalu ingin
berada di dekatmu juga berada di sampingmu. Kamu tak
menuntutku untuk menjadi wanita yang seutuhnya bisa
kauatur, kamu memperlakukanku semanis mungkin,
menggenggam jemariku seakan tak mau kehilangan.
Tahukah kamu, dari semua perlakuanmu padaku itu
membuat aku semakin takut kebersamaan kita tiba-tiba
terbelah karena komunikasi kita yang berantakan.

Aku tak tahu arti tatapan matamu setiap kali kamu
menatap dengan isyarat yg sampai saat ini pun tak ku pahami kedipan itu menandakan apa.

Fakta-fakta yang tak bisa kupungkiri adalah dunia hanya sebesar daun kelor.
Aku tak mengerti arti genggaman tanganmu setiap kali
kau menatap dengan tatapan hangat tepat depan mataku dan tak ingin aku hilang
dari pandanganmu. Aku tak tahu arti rangkulanmu di
tengah malam kala itu. Aku tak tahu, ZHBSKu,
dan kenyataan yang harus kuterima adalah nampaknya
aku mulai mencintai pria semraut cuek perokok peminum yang selalu datang dan
pergi ini. Nampaknya, aku mulai mencintai kamu.
Aku berjalan mengarungi hari bersamamu, menghadapi
datang dan pergimu, bergelut dengan rindu yang
mungkin tidak kaumengerti. Kamu terlalu gaib untukku,
ZHBSKu, kamu terlalu jauh untuk kugapai, dan aku yang
sedang dalam keadaan sangat berharap ini sedang
ketakutan jika kautiba-tiba pergi seakan tak pernah
terjadi apapun di antara kita. Malam ini, aku sedang
dalam keadaan mempertanyakan semua,
mempertanyakan perasaanmu padaku, mempertanyakan
apa tujuan hubungan yang kita jalani selama ini,
mempertanyakan semua arti pelukan, candaan, bisikkan
hangat yang selalu berhasil memabukkanku.
Dalam keadaan sering kehilangan kamu, aku selalu
mempertanyakan apa yang Tuhan mau. Aku melihat
dirimu sebagai sosok pria yang tangguh, seiman,
menyenangkan, humoris, dan pendengar yang baik.
Kamulah pria yang selama ini kehadirannya selalu
kutunggu. Pria sepertimulah yang langka bagiku, yang
sangat jarang masuk ke dalam hidupku.
Aku menatap matamu dan menyadari betapa semua inibisa saja berakhir jika kaubosan. Aku ingin bilang
padamu bahwa aku menginginkan status dan kejelasan,
karena selama ini kausudah tunjukkan dunia yang
membahagiakan untukku. Tapi, setiap kali melihat
matamu, setiap kali mengingat perkenalan kita yang
nampaknya tak lebih dari persinggahan buatmu, rasanya
aku semakin merasa kecut. Aku ingin menangis dan air
mata ini belum tentu kaupahami.

Rasanya aku ingin memberhentikan pencarianku
padamu. Rasanya aku ingin kaujadi akhir dari pelarianku.
Rasanya aku ingin hubungan kita bisa lebih lama dari
yang pernah kubayangkan dan kutakutkan. Rasanya aku
ingin bertanya, apakah kaumulai mencintai sosok wanita
yang tak pernah mengakui bahwa di luar dia adalah
wanita hebat sementara bersamamu dia merendahkan
hatinya, mengecilkan egoisnya, melumat habis
gengsinya; karena dia sangat mengharapkan kamu. Rasanya
aku ingin berkata padamu, bahwa aku menunggu kamu
tak lagi menjadikanku pelarian, aku menunggumu tak
lagi menjadikanku persinggahan. Aku menunggumu
menjadikanku tujuan, menjadi tempat kauselalu pulang,
menjadi peluk tempat kamu meletakkan tangis.
Jika kautahu wanita ini sudah tersakiti bergitu parah,
sudah pernah dilukai habis-habisan oleh pria lainnya,
masa, sih, kamu tak ingin bahagiakan dia
? Walau selalu terlihat
tertawa dan jenaka, sebenarnya di dalam hati ini ada
perasaan yang masih kusembunyikan; aku mengharapknmu
dan sedang dalam keadaan sangat takut kehilangan kamu.
                                                                        Khaliem Januar