Jumat, 19 Desember 2014

Kembalilah, Kamu tahu kan jalan untuk pulang? :')

Tanpa Kabar darimu Sekarang, aku harus membiarkan diri untuk bernapas tanpa perhatianmu. Aku mengawali hari, sambil menatap ponselku yang sepi tanpa kabarmu. Aku mencoba menerima kenyataan ini, sebagai gadis yang bukan siapa-siapamu, aku tak bisa menuntut banyak.
Aku hanya bisa mencintaimu dari sini dan jika rindu; yang kulakukan hanya satu.... membaca ulang pesan singkat kita. Pagi tadi, aku melawan panasnya udara di kota ini.. mulai masuk gerbang kampus memasuki kelas hingga mendengar candaan dari teman-teman dengan gaya rambut gondrong yg konyol badai sampai keluar gerbang kampus untuk pulang dan kembali bergelut dengan gulungan kabel kamera berserta cahaya efek dan sejenisnya.. Sambil tetap berharap kaumenyapaku barang sedetik saja, entah mengucap halo atau mengingatkan agar tidak telat makan, atau mungkin berkata rindu setelah beberapa hari kita tak bertemu dan komikasi kita yg mulai berantakan.
Abaikan itu semua, Sayang, kautahu sejak awal aku adalah wanita yang tahan banting disakiti berkali-kali jika sudah terlalu mencintai. Namun, semakin lama, semakin kusadari, mencintaimua dalah ketololan yang harusnya tak kulanjutkan. Aku harusnya tak perlu seberlebihan ini, tak perlu berharap terlalu banyak, tak perlu memimpikanmu agar memiliki perasaan yang sama. Tak perlu, Sayang, lupakan gadis tolol yang masih umur belasan ini, lupakanlah bahwa kita pernah berada dalam keadaan baik-baik saja,. Kamu akan membawaku pulang ke hatimu dan kita membuat banyak daftar mimpi baru untuk kita wujudkan bersama, namun aku salah, Sayang, kamu tidak sehebat itu. Kamu tak cukup hebat untuk kuperjuangkan mati-matian.
Sore tadi, sepulang mengurus skrip dan adegan yang menguras tenagaku, aku masih menatap ponsel berkali- kali, berharap itu kamu yang mungkin saja sama rindunya denganku. Sayang, kautahu aku ini gadis yang senang marah-marah tapi di dalam hati ini ada rindu yang ingin ikut meledak dalam amarah.  Tapi, aku tak tahu kapan saat itu datang, aku tak tahu harus bersabar berapa lama lagi. Aku tak tahu harus menunggumu sampai kapan lagi.
Jemari ini telah lelah mencoba menyentuh hatimu yang dingin. Kaki ini telah tak sanggup lagi melangkah karena enggan kaubawa lari jauh-jauh lagi, aku takut di persimpangan jalan sana, kauakan meninggalkanku, mengejar tujuanmu sendiri tanpa menyertakan aku dalam langkahmu.
Adakah kautahu, Sayang, gadis yang selalu menunggumu pulang ini tak akan secerewet ini jika sehari saja kaukabari dia, kausapa dia, kauberi sedikit cium meskipun cium itu masih berbentu emoticon dan tulisan. Aku sendiri kesepian, aku kehilangan senyumku, senyumku seakan-akan tergantung pada kehadiranmu. Kaujauh di sana entah sedang menyelamatkan mimpi siapa, mungkin di sana kaujuga lupa ada yang diam- diam mendoakanmu, melipat tangannya, menitikan air matanya, saat berkali-kali namamu tak absen dalam doanya. Sayang, tolong kembalikan senyumku.

Ya, pokoknya singkat kata, kamu pulang, ya. Cepet! Aku kangen kamu, kangen kita, kangen semua. Tolong, jangan pergi lagi... :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar